Menyingkap Dalil tentang Riya Disertai Bahaya dan Upaya Menjauhi Pamer dalam Ibadah - Yayasan Syekh Ali Jaber fbq('track', 'Donate', { value: 0.00, currency: 'IDR' }); fbq('track', 'Donate', { value: 0.00, currency: 'IDR' });

Menyingkap Dalil tentang Riya Disertai Bahaya dan Upaya Menjauhi Pamer dalam Ibadah

Menyingkap Dalil tentang Riya Disertai Bahaya dan Upaya Menjauhi Pamer dalam Ibadah

Dalam mengupas dalil tentang riya, kita menemukan larangan tegas agar tidak menjadikan ibadah sebagai panggung agar orang memuji kita. Allah dan Rasul-Nya memperingatkan agar setiap amalan dilakukan ikhlas semata karena Allah, bukan untuk menyombongkan diri atau mencari pengakuan manusia. Artikel ini akan mengulas dalil dari Al-Qur’an dan hadis, menjelaskan bahayanya serta langkah praktis agar hati senantiasa terhindar dari godaan riya.

Pengertian dan Batas Riya menurut Islam

Definisi dan Batasannya

Riya (الرياء) secara bahasa berarti “menampakkan” atau “memperlihatkan”. Orang yang riya menonjolkan amalnya agar mendapatkan pujian orang lain, bukan semata karena Allah.

Menurut Muhammadiyah, riya adalah dosa hati yang sangat halus, sering digolongkan sebagai syirik kecil, karena seseorang mencampur niat antara mencari ridha Allah dan mencari pengakuan manusia.

Batas antara Riya dan Amal yang Boleh Tampak

Beberapa ulama menjelaskan bahwa jika seseorang beramal karena Allah, lalu orang lain memuji tanpa ia menghendaki, maka itu tidak termasuk riya. Contoh: seseorang memberi sedekah dalam diam dan tiba-tiba dipuji, padahal niatnya ikhlas sejak awal.

Dalil tentang Riya dalam Al-Qur’an dan Hadis

Dalil dari Al-Qur’an

  1. QS Al-Baqarah : 264

    يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًاۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْاۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ ۝٢٦٤

    “Wahai orang-orang yang beriman, jangan membatalkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, sedangkan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu licin yang di atasnya ada debu, lalu batu itu diguyur hujan lebat sehingga tinggallah (batu) itu licin kembali. Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum kafir.”

  2. QS An-Nisa : 38

    وَالَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ وَمَنْ يَّكُنِ الشَّيْطٰنُ لَهٗ قَرِيْنًا فَسَاۤءَ قَرِيْنًا ۝٣٨

    “(Allah juga tidak menyukai) orang-orang yang menginfakkan hartanya karena riya kepada orang (lain) dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Akhir. Siapa yang menjadikan setan sebagai temannya, (ketahuilah bahwa) dia adalah seburuk-buruk teman.”

  3. QS An-Nisa : 142

    اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ ۝١٤٢

    “Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah membalas tipuan mereka (dengan membiarkan mereka larut dalam kesesatan dan penipuan mereka). Apabila berdiri untuk salat, mereka melakukannya dengan malas dan bermaksud riya di hadapan manusia. Mereka pun tidak mengingat Allah, kecuali sedikit sekali.”

  4. QS Al-Anfal : 47

    وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ خَرَجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ بَطَرًا وَّرِئَاۤءَ النَّاسِ وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ بِمَايَعْمَلُوْنَ مُحِيْطٌ ۝٤٧

    “Janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampung halamannya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang (riya) serta menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Allah Maha Meliputi apa yang mereka kerjakan.”

  5. QS Al-Ma’un : 6

    الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ ۝٦

    “Yang mereka itu adalah orang-orang yang riya’.”

Dalil dari Hadis

  1. Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah SAW bersabda:

    “Sesungguhnya perkara yang paling aku khawatirkan menimpa kalian adalah syirik kecil, yaitu riya’.”

  2. Hadis yang menyebut bahwa riya lebih tersembunyi dari fitnah Dajjal:

    “Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih tersembunyi di sisiku atas kalian daripada Masih ad-Dajjal? … yaitu syirkul khafi; yaitu seseorang salat, lalu menghiasi (memperindah) salatnya, karena ada orang yang memperhatikan salatnya.” (HR Ibnu Majah)

  3. Hadis dari Syadad bin Aus:

    “Siapa yang mengerjakan salat untuk dilihat orang, maka ia telah berbuat syirik; dan siapa yang berpuasa untuk dilihat orang, maka ia telah berbuat syirik; dan siapa yang bersedekah untuk dilihat orang, maka ia telah berbuat syirik.” (HR Ahmad)

  4. Hadis bahwa Allah berfirman:

    “Aku adalah dzat yang paling tidak butuh kepada sekutu, maka siapa yang mengerjakan suatu amalan dengan menyekutukan Aku dengan selain-Ku, maka Aku tinggalkan ia bersama sekutunya itu.” (HR Muslim)

Hadis celaan terhadap riya’:
Para ulama meriwayatkan bahwa Allah memerintahkan orang-orang yang riya mencari ganjaran dari manusia:

“Pergilah kalian kepada orang yang kalian tujukan perbuatan riya di dunia lalu lihat apakah kalian mendapatkan balasan dari mereka.” (HR Ahmad)

BACA JUGA: Dalil Tentang Adab, Landasan Akhlak Mulia dalam Islam

Bahaya dan Dampak Negatif dari Riya

  • Riya dapat membatalkan pahala amal baik seseorang. Allah mengingatkan agar sedekah tidak dihilangkan oleh kesombongan dan menyebut-nyebutnya.

  • Riya tergolong syirik kecil (asysyirk al-ashgar), karena seseorang mencampur tujuan selain Allah dalam amalnya.

  • Riya menghancurkan keikhlasan yang merupakan inti diterimanya amal. Jika manusia yang menjadi tujuan, maka Allah bisa meninggalkan amal tersebut.

  • Orang yang riya akan menipu dirinya sendiri dan orang lain. Di hari kiamat, Allah menyuruh mereka mencari ganjaran dari manusia yang dulu mereka tuju, sebagai penghinaan atas amal mereka.

  • Riya membuka pintu kesombongan dan penyakit hati lain seperti ujub, sombong, dan riya akan menjadi penghalang pertolongan Allah.

Cara Menjauhi Riya dan Memperkuat Keikhlasan

1. Muhasabah Niat dan Memurnikan Tujuan

Setiap kali hendak beramal, periksa niat: “Apakah aku melakukannya karena Allah atau agar dipuji manusia?” Bila niat tercampur, segera perbaiki dalam hati.

2. Melakukan Amal dalam Diam

Usahakan untuk menyembunyikan amal baik bila memungkinkan, tanpa pamer atau menyebarluaskannya ke media sosial kecuali ada manfaat besar bagi umum.

3. Memohon Perlindungan Allah dari Riya

Berdoa agar Allah menjaga niat kita dari penyakit hati, termasuk meminta perlindungan dari riya. Rasulullah SAW mengajarkan agar meminta agar ia dilindungi dari syirik kecil.

4. Ingat Kembali Akhirat dan Balasan di Sisi Allah

Dengan berkali-kali merenung bahwa hanya Allah yang maha melihat dan membalas, hati akan cenderung lurus dalam tujuan. Bila manusia memuji, itu adalah bonus, bukan tujuan.

5. Evaluasi dan Bimbingan Spiritual

Ikut majelis ilmu yang menekankan keikhlasan dan introspeksi terhadap amal hati. Berkawan dengan orang shaleh agar saling mengingatkan dari godaan riya.

Tetap Rajin Sedekah

Dalam kajian ini, dalil tentang riya telah menunjukkan betapa seriusnya larangan Allah dan Rasul terhadap pamer dalam beramal. Baik dalam Al-Qur’an, seperti QS Al-Baqarah : 264, maupun dalam berbagai hadis otentik, kita diingatkan untuk menjaga niat, melakukan introspeksi, dan menjauhi segala bentuk riya yang merusak pahala.

Sebagai penutup, mari kita tingkatkan amalan baik, bukan untuk dipandang orang, tetapi agar mendekatkan diri kepada Allah. Salah satu amalan besar yang dapat kita perkuat adalah bersedekah—dengan cara ikhlas dan tanpa riya. Anda juga bisa menambah pahala dengan bersedekah melalui Yayasan Syekh Ali Jaber (tautan akan saya cantumkan nanti). Semoga Allah menerima setiap amal kita, menjadikan kita hamba yang ikhlas, dan melindungi kita dari godaan riya. Aamiin.

SEDEKAH SEKARANG

Bagikan :

Artikel Lainnya

Kumpulan Doa Meminta Kesembuhan ...
Doa Birrul Walidain, Kunci Merai...
Mengungkap Keutamaan Silaturahmi...
Mengupas Tuntas Keutamaan Bulan ...
Mengungkap Manfaat Sedekah, Kunc...
Menyingkap Keutamaan Sholat Tepa...
Donasi Sekarang