Dalil Tentang Adab, Landasan Akhlak Mulia dalam Islam - Yayasan Syekh Ali Jaber fbq('track', 'Donate', { value: 0.00, currency: 'IDR' }); fbq('track', 'Donate', { value: 0.00, currency: 'IDR' });

Dalil Tentang Adab, Landasan Akhlak Mulia dalam Islam

Dalil Tentang Adab, Landasan Akhlak Mulia dalam Islam

Islam adalah agama yang tidak hanya mengajarkan ibadah, tetapi juga menuntun umatnya agar memiliki adab yang luhur. Dalil tentang adab tersebar luas dalam Al-Qur’an dan hadits, menunjukkan betapa pentingnya etika dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari. Adab mencerminkan kematangan iman dan menjadi cerminan keindahan ajaran Islam.

Kata adab berasal dari bahasa Arab “الأدب” (al-adab) yang berarti kesopanan, budi pekerti, atau tata krama. Dalam konteks Islam, adab meliputi perilaku baik terhadap Allah, sesama manusia, dan seluruh makhluk ciptaan-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda:

“إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق”

Innamā bu‘itstu li utammima makārimal akhlāq.

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Al-Bukhari)

Hadis ini menjadi salah satu dalil tentang adab yang menegaskan bahwa misi utama Nabi Muhammad ﷺ adalah memperbaiki akhlak manusia.

Dalil Al-Qur’an Tentang Adab dan Akhlak Mulia

Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menegaskan pentingnya menjaga adab. Allah ﷻ berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 11–12, yang mengajarkan agar umat Islam menjauhi ejekan, prasangka buruk, dan ghibah:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.” (QS. Al-Hujurat: 11)

Ayat ini adalah dalil tentang adab sosial. Islam menuntun umatnya untuk saling menghormati, tidak merendahkan orang lain, serta menjaga lisan dan perbuatan.

Selain itu, dalam Surah Luqman ayat 18–19, Allah ﷻ menegaskan:

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ ۝١٨ وَاقْصِدْ فِيْ مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَۗ اِنَّ اَنْكَرَ الْاَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيْرِࣖ ۝١٩

“Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri. Berlakulah wajar dalam berjalan dan lembutkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.””

Ayat ini menanamkan nilai adab dalam bersikap, berbicara, dan berinteraksi. Adab tidak hanya urusan etika, tetapi juga bagian dari keimanan.

Adab terhadap Allah dan Rasul-Nya

Adab tertinggi dalam Islam adalah adab kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ. Allah memerintahkan dalam Surah Al-Hujurat ayat 1:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُقَدِّمُوْا بَيْنَ يَدَيِ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ ۝١

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Ini menjadi dalil tentang adab dalam beragama. Seorang muslim hendaknya tidak mendahulukan pendapat pribadi di atas wahyu Allah dan sunnah Rasul. Segala bentuk ibadah dan keputusan hidup harus berlandaskan petunjuk syariat.

Rasulullah ﷺ juga mengajarkan adab berdoa dan beribadah, seperti dalam hadis riwayat Muslim:

“ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ”

Ud‘u Allāha wa antum mūqinūna bil-ijābah.

“Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan akan dikabulkan.”

Berdoa dengan penuh harap dan rendah hati adalah wujud adab seorang hamba kepada Tuhannya.

BACA JUGA: Dalil tentang Kepemimpinan dalam Islam, Tanggung Jawab dan Amanah Besar

Adab kepada Sesama Manusia

Adab terhadap sesama mencakup banyak hal: berbicara sopan, menepati janji, menghormati orang tua, serta berbuat baik kepada tetangga. Rasulullah ﷺ bersabda:

“مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ”

Man kāna yu’minu billāhi wal-yaumil ākhiri falyakul khairan aw liyasmut.

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan dalil tentang adab dalam berbicara. Menjaga lisan adalah bentuk ibadah yang sering diabaikan.

Adab terhadap Diri Sendiri dan Lingkungan

Adab juga berarti menghormati diri sendiri dan menjaga lingkungan. Rasulullah ﷺ bersabda:

“إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ”

Inna Allāha jamīlun yuḥibbul jamāl.

“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.” (HR. Muslim)

Kerapian, kebersihan, dan sikap menghargai diri adalah bagian dari akhlak mulia. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup tertib, bersih, dan menjaga keseimbangan alam sekitar.

Menjadikan Adab Sebagai Amal Jariyah

Menjaga adab bukan hanya soal etika, tetapi juga amal yang terus bernilai pahala. Setiap senyum, tutur kata lembut, atau sikap menghormati sesama menjadi sedekah. Rasulullah ﷺ bersabda:

“تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ”

Tabassumuka fī wajhi akhīka laka ṣadaqah.

“Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. At-Tirmidzi)

Dengan memahami dalil tentang adab, seorang muslim akan lebih mudah menumbuhkan akhlak mulia dan menjadi teladan di tengah masyarakat.

Wujudkan Adab Melalui Amal Nyata

Meneladani adab Rasulullah ﷺ adalah bentuk ketaatan yang membawa ketenangan hati dan keberkahan hidup. Adab bukan sekadar teori, tetapi harus diwujudkan dalam perilaku sehari-hari — kepada Allah, sesama, dan diri sendiri.

Salah satu cara menjaga adab kepada sesama adalah dengan peduli terhadap yang membutuhkan. Anda bisa menambah amal kebaikan melalui program sedekah di Yayasan Syekh Ali Jaber, yang menyalurkan bantuan bagi santri yatim, penghafal Al-Qur’an, serta dhuafa.

SEDEKAH SEKARANG

Bagikan :

Artikel Lainnya

Kumpulan Doa Meminta Kesembuhan ...
Doa Birrul Walidain, Kunci Merai...
Mengungkap Keutamaan Silaturahmi...
Mengupas Tuntas Keutamaan Bulan ...
Mengungkap Manfaat Sedekah, Kunc...
Menyingkap Keutamaan Sholat Tepa...
Donasi Sekarang