
Setiap manusia pasti pernah disakiti, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Namun, tidak semua mampu menanggapi luka itu dengan kebesaran hati. Dalam Islam, keutamaan memaafkan menjadi salah satu ajaran mulia yang dapat membersihkan jiwa dari dendam dan kebencian. Dengan memberi maaf, seseorang tidak hanya mendapatkan ketenangan batin, tetapi juga pahala besar di sisi Allah. Artikel ini akan mengulas berbagai keutamaan memaafkan berdasarkan Al-Qur’an, hadits, serta manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari.
Keutamaan Memaafkan
1. Memaafkan Adalah Cerminan Kemuliaan Akhlak
Salah satu keutamaan memaafkan adalah menunjukkan kebesaran jiwa dan kemuliaan akhlak seorang Muslim. Dalam Al-Qur’an, Allah memuji orang yang mampu menahan amarah dan memberi maaf kepada sesama.
Allah berfirman:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 133–134)
Ayat ini menegaskan bahwa memaafkan bukan kelemahan, tetapi bukti kekuatan batin dan ketakwaan kepada Allah.
2. Memaafkan Menjadi Jalan Menuju Ampunan Allah
Seseorang yang mudah memberi maaf akan memperoleh ampunan dari Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah seseorang memberi maaf karena mengharap ridha Allah, kecuali Allah akan menambah kemuliaannya.” (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa pahala memaafkan tidak hanya menenangkan hati, tetapi juga meninggikan derajat di sisi Allah. Memaafkan berarti membuka pintu ampunan dari Sang Maha Pengampun.
3. Memaafkan Menjadikan Hati Lebih Lapang
Salah satu hikmah besar dari keutamaan memaafkan kesalahan orang lain adalah terciptanya kelapangan hati. Dendam hanya mempersempit dada dan menumbuhkan penyakit hati. Dengan memberi maaf, jiwa menjadi ringan dan pikiran menjadi jernih.
Rasulullah ﷺ mengajarkan doa agar hati terbebas dari kebencian:
“Allahumma inni a’ūdzu bika min munkarāti al-akhlaq, wal-a‘māl, wal-ahwā.”
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari akhlak, perbuatan, dan hawa nafsu yang buruk.”
Orang yang memaafkan berarti telah melangkah menuju kebersihan hati, yang merupakan syarat utama ketenangan hidup.
4. Memaafkan Menghapus Dosa dan Menambah Pahala
Dalam Islam, memaafkan menjadi salah satu bentuk sedekah hati. Bahkan, pahala memaafkan bisa lebih besar dari membalas kejahatan dengan kebaikan.
Allah berfirman:
“Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS. Asy-Syura: 40)
Bayangkan, pahala seseorang yang memaafkan langsung ditanggung oleh Allah. Tidak ada balasan yang lebih mulia daripada itu.
BACA JUGA: Menyingkap Dalil tentang Riya Disertai Bahaya dan Upaya Menjauhi Pamer dalam Ibadah
5. Memaafkan Menumbuhkan Persaudaraan dan Kedamaian
Umat Islam diajarkan untuk mempererat ukhuwah (persaudaraan) dan menjauhi permusuhan. Salah satu cara terbaik menjaga hubungan baik adalah dengan memberi maaf.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak halal bagi seorang Muslim untuk menjauhi saudaranya lebih dari tiga hari, mereka saling bertemu lalu berpaling. Yang terbaik di antara keduanya adalah yang memulai salam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Orang yang memaafkan lebih dulu adalah yang paling mulia di mata Allah. Ia menjadi sumber kedamaian di tengah masyarakat.
6. Memaafkan Adalah Bukti Keimanan yang Sempurna
Keutamaan orang yang suka memaafkan adalah tanda kesempurnaan iman. Sebab, orang beriman selalu berusaha meneladani sifat-sifat Allah, salah satunya Al-Ghafūr (Maha Pengampun).
Memaafkan berarti meneladani sifat Allah dalam kadar manusiawi. Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, semakin mudah baginya untuk mengampuni kesalahan orang lain tanpa menuntut balas.
7. Memaafkan Membuka Pintu Rezeki dan Kebaikan
Banyak orang tak menyadari bahwa keutamaan memaafkan juga berdampak pada rezeki dan keberkahan hidup. Hati yang tenang membuat ibadah lebih khusyuk, doa lebih mudah dikabulkan, dan hubungan sosial menjadi harmonis.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari)
Salah satu bentuk menyambung silaturahmi adalah dengan memberi maaf kepada orang yang menyakiti kita.
Jadikan Memaafkan Sebagai Amalan Harian
Dari berbagai dalil dan hikmah di atas, jelas bahwa keutamaan memaafkan dalam Islam sangat besar. Memaafkan bukan sekadar sikap lembut, tetapi bentuk ketaatan, bukti keimanan, dan jalan menuju keberkahan dunia akhirat.
Mari kita biasakan memaafkan, bukan karena orang lain pantas dimaafkan, tapi karena kita ingin dicintai Allah.
Dan jika Anda ingin menambah pahala kebaikan, salah satu amalan terbaik adalah bersedekah. Bantulah para santri yatim dan penghafal Al-Qur’an melalui Yayasan Syekh Ali Jaber. Dengan sedekah, Anda turut membangun generasi Qurani yang berakhlak pemaaf dan berilmu.

